Man City mengalami periode sangat mengecewakan, hanya berhasil raih 5 poin dalam 2 bulan terakhir di kompetisi Premier League.
Hasil ini menjadi catatan buruk bagi tim asuhan Pep Guardiola, yang sebelumnya dikenal dengan performa dominan selama beberapa musim terakhir. Dalam tujuh pertandingan yang dijalani, City mencatatkan satu kemenangan, dua hasil imbang, dan empat kali kalah, yang membuat mereka terjebak di posisi lima klasemen. Dibawah ini anda bisa melihat berbagai informasi mengenai sepak bola menarik lainnya hanya klik FOOTBALL FORM GUIDE.
Hasil Imbang yang Mengecewakan
Hasil imbang Manchester City melawan Everton pada 26 Desember 2024 di Etihad Stadium menambah daftar panjang hasil mengecewakan yang dialami tim asuhan Pep Guardiola dalam dua bulan terakhir. Dalam pertandingan tersebut, City sempat unggul lebih dulu melalui gol Bernardo Silva di menit ke-13. Lalu namun Everton berhasil menyamakan kedudukan melalui gol Iliman Ndiaye di menit ke-35.
Meskipun menguasai 65% penguasaan bola dan menciptakan banyak peluang, City gagal memanfaatkan dominasi mereka untuk meraih kemenangan. Hasil imbang ini memperpanjang rekor buruk mereka, di mana mereka hanya meraih lima poin dari sembilan pertandingan terakhir di Premier League. Situasi ini membuat posisi mereka di klasemen sementara semakin terpuruk, tertahan di peringkat tujuh dengan 28 poin.
Performa Manchester City dalam dua bulan terakhir memang jauh dari harapan. Setelah kemenangan terakhir mereka melawan Southampton pada akhir Oktober. Lalu City hanya mampu meraih satu kemenangan lagi, yaitu saat melawan Nottingham Forest. Sisanya, mereka mengalami dua hasil imbang dan enam kekalahan, termasuk kekalahan dari rival sekota Manchester United dan tim-tim medioker seperti Bournemouth dan Brighton.
Kekalahan demi kekalahan ini menunjukkan adanya masalah mendasar dalam tim, baik dari segi taktik maupun mentalitas pemain. Guardiola sendiri mengakui bahwa timnya sedang mengalami masa sulit dan perlu segera menemukan solusi untuk kembali ke jalur kemenangan.
Kekalahan Beruntun yang Menyakitkan
Manchester City mengalami bulan yang sangat sulit dengan serangkaian kekalahan yang menyakitkan. Dalam periode ini, mereka mengalami empat kekalahan beruntun di berbagai kompetisi, sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya di bawah manajemen Pep Guardiola.
Kekalahan pertama terjadi di EFL Cup melawan Tottenham Hotspur, di mana City kalah dalam pertandingan yang ketat. Kekalahan ini diikuti oleh kekalahan mengejutkan dari AFC Bournemouth di Premier League. Dan mengakhiri rekor tak terkalahkan mereka selama 32 pertandingan di liga. Kekalahan ini sangat mengejutkan karena Bournemouth bukanlah tim yang diharapkan bisa mengalahkan juara bertahan.
Selanjutnya, Manchester City menghadapi Sporting di UEFA Champions League dan kembali mengalami kekalahan. Kekalahan ini menempatkan mereka dalam posisi yang sulit di grup mereka, meskipun masih ada peluang untuk lolos ke babak berikutnya.
Pertandingan ini menunjukkan kelemahan di lini pertahanan City, yang sering kali terlihat rapuh ketika menghadapi serangan balik cepat dari lawan. Guardiola harus mencari solusi cepat untuk memperbaiki masalah ini jika mereka ingin tetap bersaing di kompetisi elit Eropa.
Baca Juga: Legenda MU Bandingkan Trent Dengan De Bruyne dan Beckham
Dampak pada Klasemen Liga
Manchester City memiliki dampak yang signifikan pada klasemen Liga Premier Inggris, baik dalam hal persaingan di puncak klasemen maupun dalam dinamika keseluruhan liga. Pada musim 2024/2025, City mengalami beberapa hasil yang beragam, yang mempengaruhi posisi mereka di klasemen.
Saat ini, mereka berada di posisi ketujuh dengan 28 poin dari 18 pertandingan, hasil dari 8 kemenangan, 4 hasil imbang, dan 6 kekalahan. Meskipun ini bukan posisi yang ideal bagi tim yang biasanya bersaing untuk gelar. Lalu performa mereka tetap menjadi faktor penting dalam menentukan nasib tim-tim lain di liga.
Selain dampak langsung pada klasemen, performa Manchester City juga mempengaruhi strategi dan taktik tim-tim lain. Manajer tim-tim lawan sering kali harus merancang rencana permainan khusus untuk menghadapi gaya bermain City yang dominan dan agresif.
Ini menciptakan dinamika yang menarik dalam liga, di mana setiap pertandingan melawan City menjadi kesempatan untuk menguji kemampuan taktis dan mental tim. Bahkan ketika City tidak berada di puncak klasemen, mereka tetap menjadi barometer bagi tim-tim lain dalam mengukur kekuatan dan kelemahan mereka.
Apa yang Salah di Manchester City?
Musim ini, Manchester City menghadapi berbagai tantangan yang membuat performa mereka tidak sebaik biasanya. Salah satu masalah utama adalah cedera pemain kunci. Rodri, yang memenangkan Ballon d’Or tahun ini, mengalami cedera ligamen anterior yang membuatnya absen sepanjang musim.
Cedera ini sangat mempengaruhi stabilitas lini tengah City, karena Rodri adalah pemain yang sangat penting dalam mengatur permainan dan memberikan perlindungan bagi lini belakang. Selain itu, Kevin De Bruyne baru saja kembali dari cedera panjang. Dan lalu pemain-pemain seperti Ruben Dias, Jack Grealish, dan John Stones juga mengalami masalah cedera yang membuat mereka absen dalam beberapa pertandingan penting.
Selain masalah cedera, performa beberapa pemain bintang juga menurun. Erling Haaland, yang musim lalu menjadi mesin gol bagi City, mengalami penurunan performa yang signifikan. Haaland hanya mencetak tiga gol sejak November dan belum mencetak dua gol atau lebih dalam satu pertandingan Premier League sejak September.
Penurunan performa Haaland ini sangat mempengaruhi daya serang City, yang biasanya sangat bergantung pada ketajaman striker asal Norwegia tersebut. Guardiola harus mencari cara untuk mengembalikan kepercayaan diri dan ketajaman Haaland agar City bisa kembali bersaing di papan atas.
Kesimpulan
Kesimpulan mengenai performa Manchester City dalam dua bulan terakhir yang hanya berhasil meraih 5 poin sangat mencerminkan tantangan besar yang dihadapi tim dalam mempertahankan konsistensi mereka. Hasil yang mengecewakan ini menunjukkan adanya masalah dalam strategi permainan yang diterapkan, baik dalam hal penyelesaian akhir maupun pertahanan.
Dengan banyaknya pemain bintang dalam skuat, harapan untuk melihat tim ini bersaing di papan atas klasemen semakin tinggi. Namun, realitas di lapangan menunjukkan bahwa faktor-faktor seperti cedera pemain, kurangnya komunikasi antar lini. Dan mungkin kelelahan mental telah berkontribusi pada penurunan performa yang drastis ini.
Selain itu, hasil buruk ini dapat menjadi pelajaran berharga bagi manajemen klub dan pelatih untuk segera melakukan evaluasi. Manchester City harus menemukan cara untuk memperbaiki kekurangan yang ada dan kembali ke jalur kemenangan sebelum terlalu jauh tertinggal dari rival-rival mereka.
Dukungan dari suporter dan kepercayaan diri pemain juga menjadi kunci dalam mengatasi masa sulit ini. Jika tim bisa segera bangkit dan memperbaiki performa, bukan tidak mungkin mereka akan kembali bersaing di level tertinggi. Ini mengingat kualitas pemain yang dimiliki serta pengalaman pelatih yang mumpuni. Manfaatkan juga waktu luang anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi tentang berita sepak bola terupdate lainnya.